I am

Foto saya
a muslim, a daughter, a hard worker, a life-time scholar, a seeker, a friend, an enemy, a lover and proud to be a woman..

Senin, 21 Juli 2008

Jakarta - Papua



Jauh dekat Rp 13,000,000...




Buseeett!!! Mendingan jualan ikan asin aja ini mah...




Nasib muda-mudi LDR =(


"Rum, gw di lamar cowok gw"

"Wow…congratulation, babe!!”

**tapi koq manyun??**

“Bukan itu masalahnya!”

**Lha…salah ngomong lagi gw??**

”Dia kan masih ada ikatan dinas di Papua selama dua taun...”

Yea, dia pernah curhat syh kalo pacarnya akan berangkat dinas ke Papua beberapa bulan yang lalu. Dinas di Timika kalau ga salah.

”Lo tau ga syh di sana kayak apa?!”

Dengan muka polos saya jawab ”Engga...”

”Di sana tuh ya listrik aja di gilirrrr..."
**Lha...bedanya sama sini apa??**
"...Jam enem tuh udah ga cahaya sama sekaliiiii...!! Dan cowok gw itu ga dinas di kotanya, tapi dipelosoknya!! It tooks hours to get there!!”

Saya mendengarkan dengan seksama kekhawatiran karib saya ini, sambil sesekali menyeruput Teh Botol dingin.

”Sinyal aja susah!! Lo kebayangan ga syh?!”

”Kebayang babe, kebayang...Gw kebayang lu kudu manjat pohon dulu kalo sewaktu-waktu mo rumpi ma gw!! Hahahaha...”

”Rese lu, Rum!!”

Yea, paling engga ada sekilas senyum di wajahnya, daripada manyun kayak tadi. Sejenak kemudian meluncurlah rangkaian curhatan mengenai Jakarta – Papua relationship. Saya tidak bisa berkomentar banyak dalam hal ini, karena saya bukan master dalam hubungan ini [atau hubungan manapun nampaknya =P]. Saya hanya bisa memberikan masukan-masukan klise untuk dia.

”Yah babe, jalanin aja dulu. It can't be that bad. Mungkin ada baiknya lu konsultasi sama Anne. She seems managed to deal with Jakarta-Papua relationship. Buktinya dia dan Steni sampai ke pelaminan. Lagi pula kalo jodoh juga ga akan kemana. Yang penting mah elunya dulu manteb ga ma dia.” dalam hati berkata, ’yea rite...look who’s talking?!’

Singkat cerita, selang beberapa bulan kemudian, mereka putus. Temen saya sempat curhat mengenai keputusannya itu beberapa waktu yang lalu.


"It's just too hard for me. I can't take it anymore."


Sempat terbersit pikiran apakah ini mungkin gara-gara saya yang setengah hati memantapkan teman saya itu dalam mengambil keputusan. Tapi....aaah, saya kan hanya menyuruhnya untuk memiikirkan baik-baik sebelum menerima pinangan tersebut. Agar dia tidak menyesal kemudian ketika menjalaninya. Kalo ternyata dia siap akan segala sesuatu yang akan dihadapi kemudian, baik itu pindah ke Papua mengikuti suami atau tetap melanjutkan hubungan Jakarta-Papua setelah menikah, tentu saya akan tetap mendukungnya.

Saya jadi ingat di salah satu ’late night conversation’ [waktu Papua] saya dengan seseorang yang juga sedang mengemban ikatan dinas di sana.

”Di sini semua serba mahal! bensin aja satu liter Rp 30,000. Angkot antar daerah Rp. 20,000. Memang sih pake Inova, tapi tetep aja medan perjalanannya berat. Makannya harus hemat-hemat di sini, sebab kalo engga, kemungkinan ga bisa pulang besar. Lha wong harga tiketnya Rp 13,000,000 vv!!”

Wew! Kebayang kalo itu yang terjadi dengan teman saya dan mantannya dulu ketika mereka masih berhubungan. Berat di ongkos! Mungkin ini juga yang dirasakan dengan muda-mudi yang mengalami LDR di daerah lain di Indonesia. Namun, bedasarkan catatan saya, Jakarta – Papua relationship ini memegang rekor budget terbesar. Rp. 13,000,000 ini baru budget tiket, belum budget pulsa, dan kebutuhan-kebutuhan primer, sekunder, tersier lainnya yang notabene cukup costly kalo di Papua sana.

Itu baru masalah budget, belum lagi masalah perasaan. Di kala tabungan minim hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan primer, maka membatasi penggunaan pulsa handphone menjadi salah satu opsi untuk berhemat. Alhasil, hanya bisa memendam rindu kepada yang berada di seberang lautan. Belum lagi perkara perasaan-perasaan negatif, khawatir, curiga, yang menggerogoti akal sehat. Wow..wow...been there, done that! Jangankan LDR, satu kota aja bisa begitu. That’s why I said, hanya orang-orang yang ‘Master’ yang bisa menjalaninya. Dibutuhkan strong emotional connection di antara pelaku asmara.

In the end, sekali lagi saya akan berklise-ria, love conquers all. Kalau sudah cinta, Alaska – Bandung juga dijabanin [hehe…a shout out to my brother out there].

5 komentar:

girle like me love to cheat on man mengatakan...

alrighty..
Papua?? what the hell?!
Then I go "ooo..kirain.."
But I bet you just cant get off your mind from the Doc when you wrote this, right?! Lol..kidding!

**untung lo blm dilamar ya Mink, kalo iya pasti Jkt-Papua ini seluruhnya tentang lo =P

girle like me love to cheat on man mengatakan...

Btw, katanya naek Merpati lebih murah sob?!

HarumiA mengatakan...

Terus, kamsud loe??

girle like me love to cheat on man mengatakan...

kalo lebih murah yaaa bisa sekalian ajak emak-baba lo kaleee [lempeng mode:ON]

HarumiA mengatakan...

terus jualan ikan asin??